[Movie] Coco

coco

Film: COCO || Director: Lee Unkrich, Adrian Molina (co-director) || Writer: Lee Unkrich (original story by), Jason Katz (original story by), Adrian Molina (co-director), Matthew Aldrich (original story by), Adrian Molina (screenplay by), Matthew Aldrich (screenplay by) || Cast: Anthony Gonzalez, Gael García Bernal, Benjamin Bratt, Alanna Ubach, Renee Victor, Jaime Camil, Alfonso Arau, Herbert Siguenza, Gabriel Iglesias, Lombardo Boyar, Ana Ofelia Murguía, Natalia Cordova-Buckley, Selene Luna, Edward James Olmos, Sofía Espinosa, Carla Medina, Dyana Ortelli, Luis Valdez, Blanca Araceli, Salvador Reyes, Cheech Marin, Octavio Solis, John Ratzenberger || Production: Disney Pixar || Music by: Michael Giacchino (original score composed by) || Release Date: 24 November 2017 (Indonesia) || Language: English || Country: Mexico

Rating saya: 10/10

Sinopsis:

Despite his family’s generations-old ban on music, young Miguel dreams of becoming an accomplished musician like his idol Ernesto de la Cruz. Desperate to prove his talent, Miguel finds himself in the stunning and colorful Land of the Dead. After meeting a charming trickster named Héctor, the two new friends embark on an extraordinary journey to unlock the real story behind Miguel’s family history.

Plot:

Adegan dibuka dengan kisah yang dituturkan Miguel mengenai kisah cinta Mamá Imelda dengan seorang pemusik (yang tidak pernah disebutkan namanya) dan pernikahan mereka memberikan seorang anak perempuan bernama Coco. Mereka hidup sangat berbahagia, hingga suatu waktu, papa Coco pergi untuk melanjutkan karir musiknya dan tidak pernah kembali.

Mamá Imelda merasa sangat terpukul, kemudian memutuskan untuk bangkit dengan membuang segala hal yang berhubungan dengan musik dan bekerja sebagai pembuat sepatu. Mamá Imelda punya usaha sepatu turun temurun. Miguel adalah cicit Coco. Berarti hubungan Miguel sama Mamá Imelda apa, ya? Janggawareng gitu? Hohoho…

Mungkin karena Miguel ini keturunan Coco, yang punya papa pemusik, darah pemusik mengalir deras di tubuh Miguel. Walaupun musik diban di rumah itu, Miguel tidak menyerah. Miguel punya secret sanctuary di loteng rumahnya, tempatnya belajar gitar dan menyanyi. Idola Miguel saat itu adalah Ernesto de La Cruz, penyanyi legendaris yang meninggal tertimpa lonceng besar ketika perform.

Coco-Pixar-datos

Di kesehariannya, Miguel punya pekerjaan yang nggak jauh-jauh dari sepatu ~ jadi penyemir sepatu. Suatu ketika, Miguel bekerja di alun-alun, menyemir sepatu seorang pemusik yang sedang memainkan gitar. Saat itu juga dia tahu, bahwa ada kontes bakat musik, yang Miguel pikir, kalo dia ikut dan menang kontes itu, musik nggak akan diban lagi sama keluarganya.

Sayangnya, pas lagi nyoba main gitar punya pemusik jalanan yang disemirin sepatunya oleh Miguel, Abuelita (nenek Miguel) tahu dan langsung marah. Gitar pemusik jalanan itupun dirusak, Miguel dikurung di rumahnya. Ketahuan juga sanctuary rahasia Miguel. Gitar kesayangan Miguel dihancurkan dan ini membuat Miguel marah besar.

Adegan bergulir ke hari peringatan kematian. Ketika Miguel menghampiri altar, dia menemukan foto Mamá Imelda, Coco kecil di pangkuan Mamá Imelda, dan ada seorang lelaki di samping mereka berdua, bagian kepalanya disobek. Pas Miguel perhatiin gitar laki-laki di samping kedua perempuan itu, gitarnya sama persis kayak gitar Ernesto de La Cruz.

Miguel langsung menduga bahwa lelaki itu adalah Ernesto de La Cruz. Dia adalah cucu Ernesto de La Cruz, seorang penyanyi legendaris pujaan banyak orang.

Ketika seharusnya datang ke makam leluhurnya di hari peringatan kematian, Miguel malah kabur ke altar Ernesto de La Cruz lalu ngambil gitar sang legendaris yang terawat dan dipasang di altar khusus itu.

Sewaktu dia berhasil ambil gitar itu, Miguel malah masuk ke dunia arwah. Dan bertemu dengan leluhurnya. Salah satunya Mamá Imelda yang nggak bisa masuk ke kota arwah, karena fotonya nggak terpasang di altar. Ini bikin Mamá Imelda marah, pas ketemu dengan Miguel, ngejar-ngejar Miguel.

Miguel masih punya hasrat pengen ketemu dengan Ernesto de La Cruz. Sewaktu dia masuk ke dunia arwah, dia malah nyari di mana exactly tempat Ernesto de La Cruz. Pencarian ini membuat dia ketemu Héctor, yang ternyata pernah kerja bareng Ernesto. Dan Héctor juga yang ngasih cara buat ketemu Ernesto. Salah satunya adalah harus ikut kontes di festival, yang kalo jadi juaranya, bakalan perform bareng Ernesto di konsernya.

Coco-2017

Jelas, Miguel seneng banget buat ngisi kesempatan itu. Di sisi lain, dia dikejar-kejar nenek moyangnya, di sisi lain dia pengen tampil biar bisa ketemu Ernesto. Walau akhirnya, pertemuannya dengan Ernesto nggak seindah yang dibayangin dan Miguel malah akhirnya ketemu sama papa Coco.

Kesan Saya:

Pertama kali lihat trailernya di Disney Channel setahun lalu, cuma mikir, “kayaknya harus nonton sama Zaidan”, lebih karena film itu film 3D buatan Disney. Saya pengen kasih Zaidan pengalaman menonton, untuk bantu dia mengembangkan imajinasinya. Minimal, pengen tahu reaksinya saat menonton adegan tertentu. Either dia mau cerita ulang atau mereka ulang kejadiannya. Atau cuma tertawa.

Saya sampai lupa kalo ada film ini, hingga suatu ketika, Pakde Iwan cerita kalo dia baper sama film Coco.

Akhirnya tiba waktu yang ditakdirkan Allah buat nonton film ini sama Zaidan, sesuai keinginan yang terbesit di waktu pertama kali lihat trailernya.

Film yang dibuka dengan mini film Olaf – Frozen Adventure, sempet bikin Zaidan nggak sabar buat segera nonton Coco. Jadi, karena fokus Zaidan adalah mau nonton Coco, di sepanjang tayangan film Olaf, dia terus-terusan nagih Coco ke saya. Dia udah nonton trailer Coco, jadi nggak sabar pengen segera ketemu Coco.

Sayangnya nih, Coco nggak terlalu banyak tampil. Jadi, untuk Zaidan yang belum cepet nangkep percakapan, selalu mengira bahwa Miguel adalah Coco. Padahal, Coco itu ya nenek buyut Miguel. Sementara tokoh utamanya adalah Miguel. Perlu waktu cukup lama bagi saya untuk menjelaskan bahwa Miguel bukan Coco dan Coco bukan Miguel.

coco-ieTree

Overall, pesannya bagus banget. Miguel tipikal anak pada umumnya, yang pasti pengen memberontak ketika dia merasa usahanya untuk mencapai cita-citanya dihalangi oleh keluarganya untuk alasan yang sama sekali nggak bisa dia pahami. Selayaknya anak-anak yang suka pengen buktiin bahwa dia bener dan keluarganya salah, dia kabur dan seterusnya.

Walau pada akhirnya, dia menyadari, bahwa keluarganya “mengikatnya” untuk alasan bahwa mereka sayang padanya dan takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Adegan yang bikin saya meleleh adalah waktu Miguel nyanyi lagu yang sering dinyanyiin papa Coco pas Mama Coco masih kecil. Adegannya menyentuh banget. Zaidan kaget lihat linangan air mata di muka saya, dia sibuk ngelapin. Hihi…

coco grandma

Yang jelas sih, adegan itu bikin saya langsung unduh lagu Remember Me di iTunes.

Remember Me

Pengennya sih spoiler penuh, apalagi filmnya udah nggak tayang di bioskop sini. Tapi, sayang juga kalo pada nggak nonton. Karena ini film bagus banget nget nget. Selain faktor judul film, yang lain saya suka banget.

Oya, pas adegan ini, dari mulut Zaidan terdengar, “waaah… bajus, ya, bun…” dengan mata berbinar

COCO1-superJumbo

Baiklah. Saya nggak punya kata-kata lagi buat bilangin gimana saya pengen nonton Coco berulang-ulang kali lagi. Someday kalo udah keluar versi DVD-nya, saya harus beli.

[Movie] Coco