[Movie] Coco

coco

Film: COCO || Director: Lee Unkrich, Adrian Molina (co-director) || Writer: Lee Unkrich (original story by), Jason Katz (original story by), Adrian Molina (co-director), Matthew Aldrich (original story by), Adrian Molina (screenplay by), Matthew Aldrich (screenplay by) || Cast: Anthony Gonzalez, Gael García Bernal, Benjamin Bratt, Alanna Ubach, Renee Victor, Jaime Camil, Alfonso Arau, Herbert Siguenza, Gabriel Iglesias, Lombardo Boyar, Ana Ofelia Murguía, Natalia Cordova-Buckley, Selene Luna, Edward James Olmos, Sofía Espinosa, Carla Medina, Dyana Ortelli, Luis Valdez, Blanca Araceli, Salvador Reyes, Cheech Marin, Octavio Solis, John Ratzenberger || Production: Disney Pixar || Music by: Michael Giacchino (original score composed by) || Release Date: 24 November 2017 (Indonesia) || Language: English || Country: Mexico

Rating saya: 10/10

Sinopsis:

Despite his family’s generations-old ban on music, young Miguel dreams of becoming an accomplished musician like his idol Ernesto de la Cruz. Desperate to prove his talent, Miguel finds himself in the stunning and colorful Land of the Dead. After meeting a charming trickster named Héctor, the two new friends embark on an extraordinary journey to unlock the real story behind Miguel’s family history.

Plot:

Adegan dibuka dengan kisah yang dituturkan Miguel mengenai kisah cinta Mamá Imelda dengan seorang pemusik (yang tidak pernah disebutkan namanya) dan pernikahan mereka memberikan seorang anak perempuan bernama Coco. Mereka hidup sangat berbahagia, hingga suatu waktu, papa Coco pergi untuk melanjutkan karir musiknya dan tidak pernah kembali.

Mamá Imelda merasa sangat terpukul, kemudian memutuskan untuk bangkit dengan membuang segala hal yang berhubungan dengan musik dan bekerja sebagai pembuat sepatu. Mamá Imelda punya usaha sepatu turun temurun. Miguel adalah cicit Coco. Berarti hubungan Miguel sama Mamá Imelda apa, ya? Janggawareng gitu? Hohoho…

Mungkin karena Miguel ini keturunan Coco, yang punya papa pemusik, darah pemusik mengalir deras di tubuh Miguel. Walaupun musik diban di rumah itu, Miguel tidak menyerah. Miguel punya secret sanctuary di loteng rumahnya, tempatnya belajar gitar dan menyanyi. Idola Miguel saat itu adalah Ernesto de La Cruz, penyanyi legendaris yang meninggal tertimpa lonceng besar ketika perform.

Coco-Pixar-datos

Di kesehariannya, Miguel punya pekerjaan yang nggak jauh-jauh dari sepatu ~ jadi penyemir sepatu. Suatu ketika, Miguel bekerja di alun-alun, menyemir sepatu seorang pemusik yang sedang memainkan gitar. Saat itu juga dia tahu, bahwa ada kontes bakat musik, yang Miguel pikir, kalo dia ikut dan menang kontes itu, musik nggak akan diban lagi sama keluarganya.

Sayangnya, pas lagi nyoba main gitar punya pemusik jalanan yang disemirin sepatunya oleh Miguel, Abuelita (nenek Miguel) tahu dan langsung marah. Gitar pemusik jalanan itupun dirusak, Miguel dikurung di rumahnya. Ketahuan juga sanctuary rahasia Miguel. Gitar kesayangan Miguel dihancurkan dan ini membuat Miguel marah besar.

Adegan bergulir ke hari peringatan kematian. Ketika Miguel menghampiri altar, dia menemukan foto Mamá Imelda, Coco kecil di pangkuan Mamá Imelda, dan ada seorang lelaki di samping mereka berdua, bagian kepalanya disobek. Pas Miguel perhatiin gitar laki-laki di samping kedua perempuan itu, gitarnya sama persis kayak gitar Ernesto de La Cruz.

Miguel langsung menduga bahwa lelaki itu adalah Ernesto de La Cruz. Dia adalah cucu Ernesto de La Cruz, seorang penyanyi legendaris pujaan banyak orang.

Ketika seharusnya datang ke makam leluhurnya di hari peringatan kematian, Miguel malah kabur ke altar Ernesto de La Cruz lalu ngambil gitar sang legendaris yang terawat dan dipasang di altar khusus itu.

Sewaktu dia berhasil ambil gitar itu, Miguel malah masuk ke dunia arwah. Dan bertemu dengan leluhurnya. Salah satunya Mamá Imelda yang nggak bisa masuk ke kota arwah, karena fotonya nggak terpasang di altar. Ini bikin Mamá Imelda marah, pas ketemu dengan Miguel, ngejar-ngejar Miguel.

Miguel masih punya hasrat pengen ketemu dengan Ernesto de La Cruz. Sewaktu dia masuk ke dunia arwah, dia malah nyari di mana exactly tempat Ernesto de La Cruz. Pencarian ini membuat dia ketemu Héctor, yang ternyata pernah kerja bareng Ernesto. Dan Héctor juga yang ngasih cara buat ketemu Ernesto. Salah satunya adalah harus ikut kontes di festival, yang kalo jadi juaranya, bakalan perform bareng Ernesto di konsernya.

Coco-2017

Jelas, Miguel seneng banget buat ngisi kesempatan itu. Di sisi lain, dia dikejar-kejar nenek moyangnya, di sisi lain dia pengen tampil biar bisa ketemu Ernesto. Walau akhirnya, pertemuannya dengan Ernesto nggak seindah yang dibayangin dan Miguel malah akhirnya ketemu sama papa Coco.

Kesan Saya:

Pertama kali lihat trailernya di Disney Channel setahun lalu, cuma mikir, “kayaknya harus nonton sama Zaidan”, lebih karena film itu film 3D buatan Disney. Saya pengen kasih Zaidan pengalaman menonton, untuk bantu dia mengembangkan imajinasinya. Minimal, pengen tahu reaksinya saat menonton adegan tertentu. Either dia mau cerita ulang atau mereka ulang kejadiannya. Atau cuma tertawa.

Saya sampai lupa kalo ada film ini, hingga suatu ketika, Pakde Iwan cerita kalo dia baper sama film Coco.

Akhirnya tiba waktu yang ditakdirkan Allah buat nonton film ini sama Zaidan, sesuai keinginan yang terbesit di waktu pertama kali lihat trailernya.

Film yang dibuka dengan mini film Olaf – Frozen Adventure, sempet bikin Zaidan nggak sabar buat segera nonton Coco. Jadi, karena fokus Zaidan adalah mau nonton Coco, di sepanjang tayangan film Olaf, dia terus-terusan nagih Coco ke saya. Dia udah nonton trailer Coco, jadi nggak sabar pengen segera ketemu Coco.

Sayangnya nih, Coco nggak terlalu banyak tampil. Jadi, untuk Zaidan yang belum cepet nangkep percakapan, selalu mengira bahwa Miguel adalah Coco. Padahal, Coco itu ya nenek buyut Miguel. Sementara tokoh utamanya adalah Miguel. Perlu waktu cukup lama bagi saya untuk menjelaskan bahwa Miguel bukan Coco dan Coco bukan Miguel.

coco-ieTree

Overall, pesannya bagus banget. Miguel tipikal anak pada umumnya, yang pasti pengen memberontak ketika dia merasa usahanya untuk mencapai cita-citanya dihalangi oleh keluarganya untuk alasan yang sama sekali nggak bisa dia pahami. Selayaknya anak-anak yang suka pengen buktiin bahwa dia bener dan keluarganya salah, dia kabur dan seterusnya.

Walau pada akhirnya, dia menyadari, bahwa keluarganya “mengikatnya” untuk alasan bahwa mereka sayang padanya dan takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Adegan yang bikin saya meleleh adalah waktu Miguel nyanyi lagu yang sering dinyanyiin papa Coco pas Mama Coco masih kecil. Adegannya menyentuh banget. Zaidan kaget lihat linangan air mata di muka saya, dia sibuk ngelapin. Hihi…

coco grandma

Yang jelas sih, adegan itu bikin saya langsung unduh lagu Remember Me di iTunes.

Remember Me

Pengennya sih spoiler penuh, apalagi filmnya udah nggak tayang di bioskop sini. Tapi, sayang juga kalo pada nggak nonton. Karena ini film bagus banget nget nget. Selain faktor judul film, yang lain saya suka banget.

Oya, pas adegan ini, dari mulut Zaidan terdengar, “waaah… bajus, ya, bun…” dengan mata berbinar

COCO1-superJumbo

Baiklah. Saya nggak punya kata-kata lagi buat bilangin gimana saya pengen nonton Coco berulang-ulang kali lagi. Someday kalo udah keluar versi DVD-nya, saya harus beli.

[Movie] Coco

[J-Dorama] Asunaru Hakusho (Ordinary People)

asunaro_hakusho

Drama: Ordinary People || Revised Romanization: Asunaro Hakusho || Director: Kimura Tatsuaki, Shinjo Takehiko, Tajima Daisuke || Writer: Kitagawa Eriko || Cast: Ishida Hikari. Tsutsui Michitaka, Kimura Takuya, Suzuki Anju, Nishijima Hidetoshi, Kurosawa Asuka, Sugiyama Ayako, Morio Yumi, Tanabe Seiichi, Iwaki Koichi, Kaga Mariko, Nishioka Tokuma || Network: Fuji TV || Release Date: 11 Oktober 1993 – 20 Desember 1993 || Episode: 11 || Language: Japanese || Country: Japan

Rating saya: 10/10

Sinopsis:

A coming of age story that follows five young university who form a circle of friends. Tamotsu and Osamu (Kimura) fall in love with Narumi, who prefers Tamotsu. In order not to hurt each other as friends, both young men try to avoid forming a relationship with Narumi which inadvertedly leads to tragedy among the friends. After the accidental death of Junichiro, the friends leave university for various reasons leaving Narumi to continue and finish her studies. A few years later they all meet again to be surprised by a few secrets that are revealed.

Plot:

Di hari pertama ujian masuk Universitas, isi pensil mekanik Sonoda Narumi (Ishida Hikari) hilang pas jatuh. Padahal isi pensilnya patah dan dia belum kelar ngerjain ujian. Panik, dia heboh bongkar tasnya. Di tengah kebingungannya itu, tau-tau ada seorang cowok yang naruh pensil di mejanya sambil berlalu buat ngumpulin kertas ujiannya. Narumi cuma ingat cowok itu dari samping dan terus jadi misteri sampai akhirnya Narumi masuk ke sebuah ruangan berisi beberapa orang yang sedang mendengarkan alunan musik klasik yang dimainkan oleh Matsuoka, setelah Narumi resmi jadi mahasiswa di sana. Mendadak sebuah klub didirikan, yang dinamakan Asunaro Hakusho, terdiri dari mereka berlima: Narumi, Kakei, Toride, Seika, dan Matsuoka.

Lelaki yang meminjamkan pensilnya itu ternyata bernama Tamotsu Kakei, jurusan Arsitektur. Di saat yang sama, Osamu Toride (Kimura Takuya) naksir berat Narumi. Pas nembak Narumi dan ditolak, Toride menyarankan Narumi untuk menyatakan perasaannya pada Kakei, walau Kakei sebenernya punya pacar.

Toride tetap berusaha jadi teman Narumi walau harus menyaksikan Narumi dan Kakei mesra banget di depan mereka (di depan teman-teman klub Asunaro Hakusho).

Sampai suatu ketika, Kakei ketahuan bobo sama seorang perempuan lebih tua, dengan alasan kasihan sama perempuan itu. Perempuan itu dan Kakei sama-sama punya status anak tanpa ayah. Hal ini bikin Narumi sulit untuk menganggap nggak pernah ada masalah, dan akhirnya mereka pun putus.

Sebenernya mereka berusaha untuk balikan lagi, tapi suatu  malam Natal, ketika Narumi ingin kasih kesempatan kedua pada Kakei, dia titip surat lewat Matsuoka, yang nggak disampaikan ke Kakei. Karena Matsuoka naksir Kakei. Hihi. Sampai tengah malem Narumi nungguin Kakei nggak juga muncul, di sudut tempat Narumi nungguin Kakei, ada Toride yang “nemenin” Narumi dari jauh.

Ketika sadar bahwa Kakei nggak akan pernah datang, akhirnya Narumi memutuskan untuk pindah ke hati Toride.

Ternyata, Narumi emang nggak bisa punya perasaan lebih ke Toride. Meski mereka kemudian resmi pacaran, Narumi keliatan banget nggak bahagia.

Kesan saya:

Saat kita jatuh cinta pada seseorang, kita mencintai orang itu secara keseluruhan. Bukan hanya karena dia ganteng/cantik atau penampilannya keren. Bukan semata-mata karena dia look smart. Kalo pun dia punya itu, kita juga mencintai kedodolannya. Semua orang punya flaw. Seringnya, kita shock saat tahu kekurangan orang yang kita cintai, tapi kemudian kita bisa nerima pada akhirnya, karena cinta itu isinya paketan rasa sayang, suka, sekaligus berkomitmen menerima segala kekurangannya.

Kayak gimana Toride tau banget kekurangan Narumi, tapi dia nggak berhenti mencintai Narumi. Begitu juga ketika Kakei melakukan kebodohan. Meski mereka sempet break up dan usaha untuk berbaikan begitu menemui banyak kendala, Narumi menyadari bahwa hatinya nggak bisa ke mana-mana lagi.

Love can make us tired, sometimes. Tapi bukan cinta namanya, kalo nggak butuh perjuangan. Haelah! Hahaha…

Jadi, sebagai pejuang cinta, kita nggak boleh cuma mencintai kelebihan orang yang kita cintai, melainkan juga bisa menolerir kekurangan-kekurangannya.

Bokap pernah kasih advice ke saya gini, “kamu sama Fahmi (Pa Il, maksudnya) punya kelebihan dan kekurangan. Kekurangan kamu dilengkapi oleh kelebihan Fahmi, kekurangan Fahmi dilengkapi oleh kelebihan kamu”. Well, selama itu bukan masalah berat badan (ups!) sepertinya memang seperti itulah jalan semua pasangan. Saling nerima kedodolan satu sama lain. Sebab, mencintai kelebihan satu sama lain mah udah pasti mutlak.

Ah, iya! Sontrek film ini tuh, beuh! Udah mau 24 taun aja masih merajai playlist saya!

[J-Dorama] Asunaru Hakusho (Ordinary People)

[K-DRAMA] On the Way to the Airport

1

on_the_way_to_the_airport-p1

Drama: On the Way to the Airport || Revised Romanization: Gonghang Ganeun Gil || Director: Kim Cheol-Kyu || Writer: Lee Sook-Yun || Cast: Kim Ha-Neul, Lee Sang-Yoon, Shin Sung-Rok, Choi Yeo-Jin, Jang Hee-Jin, Lee Young-Ran, Kim Hwan-Hee, Ye Soo-Jung, Son Jong-Hak, Choi Song-Hyun, Kim Sung-Hoon, Kim Tae-Hyung, Park Sun-Im, Na Hye-Jin, Choi Seo-Yeon, Jung Yeon-Joo, Lee Jung-Hyuk, Park Se-Yeon, Kim Kwon, Oh Ji-Hye, Ha Jae-Suk, Jo Kyung-Sook, Kim Sa-Hee, Song Yoo-Hyun, Jay, Kim Min-Sang || Network: KBS2 || Release Date: 21 September 2016 – 10 November 2016 || Episode: 16 || Language: Korean || Country: South Korea

Rating saya: 10/10

Plot:
Choi Soo-A (Kim Ha-Neul) works as an assistant purser at an airline. She has been working there for 12 years. Her husband is a pilot and they have a 12-years-old daughter. Choi Soo-A thinks she is content with her life, but she meets Seo Do-Woo (Lee Sang-Yoon). Her life changes. Seo Do-Woo works as a part-time instructor in architecture. He has a bright and warm heart. He is married and they have a daughter, but a shocking incident occurs. Due to this, he becomes confused and Choi Soo-A comes into his life.

Ceritanya….
Setelah insiden yang menimpa Seo Eun Woo atau Annie (roommate Park Hye Eun, putri Choi Soo Ah dan Park Jin Seok, di Malaysia), Choi Soo Ah malah jadi sering ketemu dengan Seo Do Woo, ayah Annie. Awalnya karena Kim Hye Won, ibu kandung Annie, meminta Marie, perawat Annie dan Park Hye Eun di homestay mereka di Malaysia, untuk membuang semua barang-barang milik Annie yang ada di Malaysia. Sementara Seo Do Woo ingin mengumpulkan setiap benda milik Annie.

Choi Soo Ah yang merasa berhutang budi pada Seo Doo Woo karena telah membantunya menyelesaikan urusan transkrip nilai Park Hye Eun padahal tengah berduka, membantu Marie mengepak barang Annie dan memberikannya pada Seo Doo Woo. Ketika melihat perlakuan Choi Soo Ah pada abu jenazah Annie, Seo Doo Woo merasa menemukan tempat nyaman di diri Choi Soo Ah. Sebaliknya, Choi Soo Ah yang agak disia-siakan oleh Park Jin Seok juga merasa menemukan tempat nyaman di diri Seo Doo Woo.
Makin lama, mereka makin merasa membutuhkan satu sama lain. Apalagi, Choi Soo Ah adalah orang terakhir yang memberikan makanan yang sangat disuka Eun Goo, ibu Seo Doo Woo, menjelang kematiannya. Ibu Seo Doo Woo bahkan menulis wasiat untuk putranya, dengan menulis nama Choi Soo Ah sebagai kurir surat wasiat itu.

Choi Soo Ah sempat memberlakukan 3 NOs untuk hubungan mereka: not wanting, touching, or leaving. Tapi, pada akhirnya, mereka pecah satu-satu. Terutama di no touchingnya. Hihi. Ada adegan kissu, tapi cuma sekali 😀 Eh, dua kali, sih. Sama dua orang berbeda 😀

Oya, cerita sempet panas, sewaktu Song Mi Jin tugas bareng Park Jin Seok ke Sidney dan mereka ketemu sama Kim Hye Won. Karena Mi Jin takut terendus urusan Soo Do Woo dan Choi Shoo Ah, dia merelakan dirinya digosipin anak buahnya, salah satunya menghabiskan waktu semalam di kamar Park Jin Seok. Bukan buat bobo bareng, kok, mereka ngobrol semalam suntuk doang. Park Jin Seok dan Song Mi Jin pernah pacaran dan hidup bersama sebelum akhirnya Park Jin Seok menikahi sahabat Song Mi Jin, ini yang bikin semua pramugari yang satu tim dengan mereka jadi hawt-hawt gimana gitu…  😀 Sampai Mi Jin diperintahkan buat minta maaf ke Soo Ah.

Kesan Saya…

Hmmm… gimana ya… Dorama ini sukses berat bikin saya baper, terutama karena chemistry seluruh pemainnya oke banget. Seperti biasa, Lee Sang Yoon selalu all out kalo main perasaan. Haha. Makin suka, deh 😛

Sebenernya yang bikin agak terlalu fiktif itu karena selalu kayak ada kebetulan. Tapi, dorama ini titik beratnya ada di “fate”. Semacam, lo mau lari ke mana juga, kalo emang takdirnya ketemu ya bakalan ketemu. Lo udah berusaha berhenti, kalo takdirnya emang harus jalan, somehow, akan jalan, apa pun keadaan dan jalannya. Dan ketika udah sepakat jalan bareng, pasti ada hambatan atau rintangan dan bakalan terasa sangat berat.

Kebetulan yang agak dipaksakan itu, misalnya, pas Seo Doo Woo lagi naruh abu jenazah Annie di pemakaman. Dia berbisik, kalo dia ga punya foto terbaru Annie. Di saat yang sama, Choi Soo Ah lagi beberes koper Park Hyo Eun, nemu foto-foto Annie, lalu dipotret dan dikirim ke Seo Doo Woo. Tapi emang, Seo Doo Woo nanya, sih, “kamu bisa lihat aku dari sana, ya? Kamu baru aja ngirimin sesuatu yang aku perlukan”.

Trus, pas Choi Soo Ah dan Park Hye Eun kabur ke Jeju do. Choi Soo Ah sempet motret satu rumah, yang emang unik dan natural banget, yang konon, ketika liyat rumah itu dan sekitarnya, rasanya Seo Doo Woo banget. Nggak disangka, Seo Doo Woo malah ada di pulau yang sama dan nempatin rumah itu. Hihi.

Tapi yah, entah kenapa, semuanya jadi termaafkan gitu. Karena walau emang terlalu banyak kebetulan, nggak sedikit juga kok, kejadian yang emang karena dicari. Misalnya, pas Seo Doo Woo kangen banget sama Choi Soo Ah dan pengen ketemu banget, pas Choi Soo Ah mesti terbang ke Cebu, Seo Doo Woo sengaja beli tiket pesawat ke Cebu, cuma demi ngeliat Choi Soo Ah di pesawat. Begitu juga Choi Soo Ah sengaja datang ke rumah ibu Seo Doo Woo, sambil dia ga tau kalo itu ibu Seo Doo Woo dan mereka bertemu di sana.

Saya yakin, yang nonton dorama ini pasti akan menyimpulkan satu hal aja untuk cerita ini. Selingkuh. Yah, emang bener sih. Tapi, toh, pas masing-masing pisah sama pasangannya, bukan karena faktor selingkuh itu. Seo Doo Woo kecewa berat karena selama ini dia dibohongi istrinya, Kim Hye Won, plus Park Jin Seok selalu seenaknya aja terhadap istrinya. Lama-lama kan Choi Soo Ah capek juga. Jadi intinya, pas mereka pisah, bukan karena selingkuhannya. Emang karena mereka punya masalah masing-masing.

Oke, saya ga mau bahas soal selingkuhnya ini lebih lanjut, soalnya saya mau komentar yang lain. Yang bikin saya betah nonton ini, selain faktor Lee Sang Yoon yang bikin drooling ini, saya suka faktor lain, di antaranya:

  1. Tentang dunia aviasi, dari sudut pramugari. Walau ga terlalu banyak diceritain tentang dunia aviasinya, macam cerita Good Luck, tapi tetep aja: melibatkan pesawat terbang dan pilot 😀 Yah, walau sebenernya ini lebih ke cerita personilnya, bukan cerita dunia aviasinya
  2. Tentang pomegranate alias delima, eh, dilema ibu bekerja. Tau banget rasanya ada di posisi Choi Soo Ah ini
  3. View di banyak tempat yang kayak emang sengaaja ditonjolkan di cerita ini. Misalnya, salah satu view kota Seoul dari ruang kerja Seo Doo Woo. Atau view Sungai Hang. View Jeju Do. View jembatan yang mirip dengan jembatan di Sungai Han di Malaysia. Dan masih banyak lagi yang emang kayak dipromosiin gitu. SUKA BANGET!
  4. Make up pemain. Ini penting banget, karena Lee Sang Yoon juga Kim Ha Neul dan seluruh pemain lain bedakannya rapi. Saya selalu keganggu sama alis yang ga normal. Alhamdulillaah, semua pemain dimake up natural banget dan alisnya ga dipermak aneh-aneh. Warna rambut juga ga ada yang lebay, jadi suka ama kesederhanaan mereka. Baju yang dipake Lee Sang Yoon juga malah ada yang kusut begitu XD Di sini, Lee Sang Yoon jauh lebih normal cakepnya ketimbang pas dia main di Angel Eyes, mirip-mirip pas dia main di My Daughter Seo Young, lah. Ga lebay make upnya.
  5. Banyak kalimat yang dipake berupa kalimat kiasan. Puitis gimana gitu sih, kesannya. SUKA BANGET!
  6. Jalan ceritanya alami banget, jadi kayak lagi ngeliat kehidupan nyata beberapa orang di dalam cerita itu.
  7. Suka dengan kasih sayang keluarga Seo Doo Woo ke mendiang Seo Eun Woo, juga gimana Park Hye Eun disayang banyak orang di sekitarnya
  8. Ceritanya sendiri nggak membosankan, walau ada banyak adegan yang sering direwind. Kenapa? Soalnya, kita kayak ikut nebak teka-teki misteri Annie dan ayahnya 😀
  9. Hmm.. oya, di cerita ini, ada craft sebagai salah satu elemen cerita. Bikin suka banget. Dan jadi pengen mulai main quilting… *eh gimana
  10. Yang paling penting, walau cuma beberapa detik, Lee Sang Yoon main basket bentar. Dan keren seperti seharusnya. Hahah.

Ratingnya konon lumayan gede mulai episode 4. Emang mulai panas, sih.. hihi… Sejak episode satu, bintang dari saya sepuluh dari sepuluh 😀

[K-DRAMA] On the Way to the Airport

[K-DRAMA] Angel Eyes

angel_eyes-p2

Drama: Angel Eyes || Revised Romanization: Enjelaizeu || Director: Choi Mun-Seok, Park Shin-Woo || Writer: Yoon Ji-Ryeon || Cast: Goo Hye-Sun, Lee Sang-Yoon, Kim Ji-Suk, Jung Jin-Young, Jung Ae-Ri, Kong Hyung-Jin, Seung-Ri, Hyun Jyu-Ni, Kim Yeo-Jin, Seo Tae-Hwa, Kim Ho-Chang, Seo Dong-Won, Park Jin-Joo, Lee Seung-Hyeong, Lim Seung-Dae, Kwon Hae-Hyo, Kim Seung-Wook, Sung Chang-Hoon, Lee Ha-Yul, Yoon Ye-Joo, Shin Young-Jin, Jung Ji-Hoon, Nam Ji-Hyun, Kang Ha-Neul, Shin Hye-Sun || Network: SBS || Release Date: 5 April 2014 – 15 Juni 2014 || Episode: 20 || Language: Korean || Country: South Korea

Rating saya: 9/10

Plot

Park Dong-Joo is a surgeon. His first love was a blind girl. Yoon Soo-Wan is an emergency 119 worker. She was blind when she was younger, but an eye transplant surgery allowed her to see.

Park Dong-Joo and Yoon Soo-Wan were each other’s first love. They separated due to sad family histories. They meet again 12 years later.

Cerita

Park Dong Joo kerap bantuin ibunya mengantar susu kedelai homemade ke rumah-rumah pelanggan menjelang Subuh. Satu dari salah satu pelanggan itu adalah rumah dengan penghuni yang punya anak gadis buta bernama  Yoon Soo Wan. Menjelang Subuh, Yoon Soo Wan sering ngoceh di balkon rumahnya, ngafalin materi buat di teropong bintang, karena dia suka jadi narator di teropong bintang. Park Dong Joo nggak tahu kalo Yoon Soo Wan buta awalnya. Begitu dia tahu, segala dilakukannya buat Yoon Soo Wan.

Suatu ketika, kecelakaan tragis menimpa ibu Park Dong Joo. Ibu Park Dong Joo menjadi korban tabrak lari, pelakunya adalah Kang Ji Woon. Jadi rumit, setelah diketahui kalo ibu Park Dong Joo adalah salah satu donatur mata untuk Yoon Soo Wan. Ada dua orang yang punya kepentingan di sini dan mereka sama-sama dokter. Ibu Kang Ji Woon ingin membebaskan anaknya dari hukuman seandainya ibu Park Dong Joo masih hidup dan bersaksi, sementara ayah Yoon Soo Wan, pengen anaknya segera bisa melihat.

Setelah Yoon Soo Wan bisa melihat, justru Park Dong Joo harus pergi ke Amerika, tinggal bersama bibinya.

Dua belas tahun kemudian, Park Dong Joo yang udah jadi dokter spesialis bedah balik ke Korea, selain emang kangen kampung halamannya, juga mau cari Yoon Soo Wan. Siapa tau, dia masih nunggu 😀

Terus ya mereka ketemu. Semudah itu? Ternyata nggak. Soalnya sebenernya Yoon Soo Wan udah tunangan dengan Kang Ji Woon. Jadi dia keder sendiri pas akhirnya ketemu Park Dong Joo. Gitu. Hahaha. Lebih ngeselin lagi, pas tau, kalo bokap kandungnya sendiri ikut andil dalam kematian ibu Park Dong Joo.

Kesan saya:

Njelimet sih, emang.

Saya sih tahan nonton ini karena awalnya ada faktor Kang Ha Neul yang main jadi Park Dong Joo muda, ditambah lagi pas udah dewasa, ternyata Lee Sang Yoon yang meranin. Gitu aja, sih.

Bikin baper? Iya. Heuheu.

Sebenernya yang bikin agak pusing itu karena emosi diaduk-aduk, plus make up mereka, uy. Plus saya agak keganggu sama kontak mata Yoon Soo Wan ke Park Dong Joo. Kan udah ga buta. Kok, matanya masih sering ga fokus sih, pas memandang Park Dong Joo? Plus, keganggu sama make up Yoon Soo Wan yang kurang natural. Potongan rambut Park Dong Joo juga agak kurang sesuai, plus bedaknya agak ketebelan. Udah sih itu aja. Suka juga sama adegan kissunya yang banyak. Heh! 😛

Sembilan dari sepuluh rating saya, untuk banyak faktor 😀

[K-DRAMA] Angel Eyes

My Daughter Seo Young

401px-My_Daughter_Seo_Young

Revised Romanization: Nae Ddal Seoyoungi || Director: Yoo Hyun-Ki || Writer: Seo Hyon-Kyeong || Cast: Lee Bo-Young, Lee Sang-Yoon, Cheon Ho-Jin, Park Hae-Jin, Choi Jung-Woo, Kim Hye-Ok, Park Jung-Ah, Lee Jung-Shin, Hong Yo-Seop, Song Ok-Suk, Choi Yoon-Young, Shim Hyung-Tak, Min Yeong-Won, Kwak Seung-Nam, Cho Eun-Sook, Jang Hee-Jin, Kim Min-Kyung || Network: KBS2 || Release Date: 15 September 2012 – 3 Maret 2013 || Episode: 50

Lee Seo-Young (Lee Bo-Young) adalah seorang mahasiswi Fakultas Hukum yang juga bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya juga membantu biaya kuliah kembarannya, Lee Sang-Woo (Park Hae-Jin), di Fakultas Kedokteran. Ketika sedang melakukan pekerjaan paruh waktunya, Seo-Young mendapat kabar bahwa ibunya jatuh sakit. Karena panik, dia membawa motor milik Kang Woo-Jae (Lee Sang-Yoon) yang sedang parkir dengan manisnya di sebuah pinggir jalan, untuk mengantarnya ke bandara demi menemui sang ibu sebelum akhir hayatnya.

Woo-Jae adalah anak pertama konglomerat, Kang Ki-Beom, pemilik perusahaan WINNERS, yang sangat diharapkan akan meneruskan bisnis keluarganya. Namun karena dia ingin memberontak, Woo-Jae memilih pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya di dunia perfilman. Kepulangannya ke Korea diikuti oleh Jung Soon-Woo (Jang Hee-Jin) yang adalah sahabat Kang Mi-Gyung (Park Jung-Ah), adik perempuan Woo-Jae. Soon-Woo sangat menyukai Woo-Jae, bahkan dia melakukan “manuver” langsung mendekati kedua orangtua Woo-Jae, menginap di rumah mereka dengan alasan orangtuanya sedang berlibur ketika dia pulang ke Korea.

Kang Song-Jae (Lee Jung-Shin), putra bungsu Kang Ki-Beom, adalah anak SMA yang punya masalah dengan studinya. Ayahnya pusing dan mengancamnya jika dia tidak lulus SMA, dia akan dikirim ke militer. Untuk membuat Song-Jae mau belajar, Kang Ki-Beom memanggil guru privat untuk membantu Song-Jae belajar. Tidak ada satupun guru privat yang sanggup menghadapi Song-Jae. Hingga suatu ketika, Seo-Young melamar menjadi guru privat Song-Jae.

Di hari pertama kedatangan Seo-Young ke rumah keluarga Kang Ki-Beom, sudah diwarnai insiden: baju putih Seo-Young kecipratan genangan air dari mobil yang dikemudikan Woo-Jae ketika melintas. Cha Ji-Sun, istri Kang Ki-Beom, meminjamkan baju Mi-Gyung pada Seo-Young. Keesokan harinya, baju Seo-Young yang sudah dicuci diguntingi bagian bawahnya oleh Song-Jae, tapi Seo-Young tetap mengenakannya dan melanjutkan mengajar.

Sementara itu, karena motor kesayangannya hilang, Woo-Jae jadi kelimpungan. Pasalnya, motor itu hadiah dari mendiang kakeknya. Dan dia sudah sampai pada batas waktu yang diberikan ayahnya: antara mau kerja di WINNERS atau balik ke US. Dia minta tambah waktu lagi pada ayahnya untuk menemukan pencuri motornya terlebih dahulu sebelum balik ke US.

my-daughter-seo-young-lee-jung-shin-exceeds-expectations

Bisa ketebak, sih. Setelah ketahuan kalo Seo-Young yang mencuri motor Woo-Jae, hidup Seo-Young dan Woo-Jae tidak sama lagi. Setelah sibuk menyudutkan Seo-Young walau sudah minta maaf, Woo-Jae menyadari bahwa dirinya mulai menyukai Seo-Young. Walau pencuri motornya sudah ketemu, Woo-Jae terus menerus minta waktu tambahan pada ayahnya untuk tinggal di Korea, hingga akhirnya dia memutuskan nggak jadi ke US dan mau gabung dengan perusahaan ayahnya, demi Lee Seo-Young.

b188MyDaughterSeoYoungEP1avi_003637537_zps71c13822

Di sisi lain, berkat kegigihan Seo-Young menaklukkan Song-Jae demi bonus besar yang diberikan Kang Ki-Beom, nilai-nilai akademik Song-Jae mengalami peningkatan. Nggak hanya itu, perilaku Song-Jae pun berubah banyak. Selain menjadi tutor pelajaran sekolah, Seo-Young banyak memberi dukungan moril pada Song-Jae, hingga Song-Jae jatuh hati pada Seo-Young.

Woo-Jae sudah sampai puncaknya dalam menyukai Seo-Young, dia meminta Seo-Young menikahinya dan ikut dengannya ke US. Seo-Young yang berasal dari keluarga miskin, ibunya meninggal, ayahnya yang saat itu bekerja sebagai pemandu pengunjung wanita paruh baya di sebuah pub, merasa tidak layak bersanding dengan Woo-Jae. Dia juga sudah memperkirakan bahwa Cha Ji-Sun tidak akan menyetujui pernikahan mereka, maka dia menolak menikahi Woo-Jae. Karena sedih lamarannya ditolak, Woo-Jae balik ke US. Di situ, Seo-Young mulai merasakan bahwa hidupnya penuh ketika ada Woo-Jae.

Dasar sinetron, yak, Woo-Jae yang katanya ke US, tau-tau ada di kampus Seo-Young setelah beberapa bulan kemudian. Hihihi. Singkat cerita, Seo-Young mau hidup dengan Woo-Jae. Berbagai upaya dilakukan Woo-Jae untuk meyakinkan mamanya supaya merestui hubungannya dengan Seo-Young.

Ketika akhirnya Cha Ji-Sun merestui keduanya, Seo-Young merasa harus menutupi keberadaan keluarganya yang sebenarnya. Dia merasa cukup bahagia bersama Kang Woo-Jae dan tidak ingin kebahagiaannya berakhir. Maka ketika Cha Ji-Sun bertanya di mana ayahnya bekerja, Seo-Young menjawab bahwa dirinya tidak punya ayah. Dia juga bilang bahwa adik laki-lakinya sedang belajar di luar negeri.

Cerita terus bergulir pada pernikahan keduanya, yang sebelumnya ada konflik antara Seo Young dan kembarannya. Sang-Woo meminta Seo-Young untuk menganggapnya mati juga. Karena Seo-Young nggak punya tamu undangan, maka untuk undangan dari pihak Seo-Young, sekretaris Kang Ki-Beom bernama Yoon So-Mi (Choo Eun-Suk), menyewa orang-orang untuk berperan sebagai tamu undangan dengan bayaran tinggi. Salah satu tamu itu adalah Lee Sam-Jae, ayah Seo-Young.

Sementara itu, seorang gadis bernama Choi Ho-Jung (Choi Yoon-Young), jatuh hati pada Sang-Woo. Dia berusaha keras menarik perhatian Sang-Woo, tapi terus menerus ditolak Sang-Woo. Hingga akhirnya, Ho-Jung dikirim ke US untuk meneruskan sekolah musiknya oleh sang ibu. Sang-Woo menjadi residen di sebuah rumah sakit dan bertemu dengan Kang Mi-Gyung, sesama residen juga. Selama ini, Kang Mi-Gyung selalu mengakui bahwa dirinya yatim piatu, bukan anak perempuan satu-satunya pengusaha WINNERS. Mereka lalu pacaran, sampai akhirnya Sang-Woo mendapati fakta bahwa Mi-Gyung adalah adik Kang Woo-Jae, suami Lee Seo-Young, kembarannya. Tentu saja, Sang-Woo kemudian memutuskan hubungan mereka.

Selesai sampai di sini? Nggak. Masih panjang lagi ceritanya. Konfliknya masih banyak banget. Saya nggak sanggup cerita semuanya. Hahaha.

Ini adalah drama pertama terpanjang yang saya tonton seumur hidup. 50 episode, bow! 20 episode aja biasanya udah males pake banget. Saya tabah banget, ya, nontonnya. Walau butuh sekian bulan untuk nontonnya, sampai ganti tahun bahkan, tapi di tiga episode terakhir, saya nontonnya marahthon, sambil back-up data ke iCloud tadi malam. Kekekek. Sebetulnya saya sempat ganti nonton dorama lain dulu ketika bosan dengan konflik mereka.

Apa yang membuat saya bertahan nonton ini? Tentu saja faktor si ganteng Lee Sang-Yoon! Saya betah liyat dia lama-lama. Oya, Lee Jung-Shin juga jadi salah satu alasan saya mau menonton My Daughter Seo-Young ini.

Sebetulnya yang saya suka dari My Daughter Seo-Young bukan hanya faktor Lee Sang-Yoon atau Lee Jung-Shin semata. Dialog mereka punya makna dalam. Nontonnya sering bikin baper tapi juga bikin mikir.

Sekarang saya mau ngomong yang saya kurang sreg (boleh juga dibilang ketidaksukaan saya, SPOILER ALERT):

Ada pertanyaan yang nggak perlu dijawab: kenapa harus ke US? Apakah penulis cerita dan sutradaranya punya hubungan baik dengan negara Amerika? Atau punya obsesi terpendam? Jung Sun-Woo, Kang Woo-Jae, Choi Ho-Jong, bahkan Kang Mi-Gyung semuanya diceritakan ngerasain bersekolah di Amerika 😀

Paling garing sih, pas ada adegan (sebentar banget) Kang Mi-Gyung lagi di Amerika. Ceritanya dia lagi ada di dalam sebuah laboratorium bersama para bule, nelepon seniornya di rumah sakit di Korea, Choi Gyung-Ho (Shim Hyung-Tak). Yang bikin fail adalah: ada bendera Amerika segede gambreng yang tampil di salah satu dindingnya, buat mendetailkan bahwa Kang Mi-Gyung emang beneran ada di Amerika. Eaaaa! Ini fail banget dari seluruh cerita! Padahal tampilan lainnya udah manis dan lumayan. Rusak sama bendera Amerika itu. Huft!

Kalo nggak tahan sama konflik yang terus-terusan muncul, nonton ini jadi melelahkan. Udah klimaks-antiklimaks-klimaks-antiklimaks lagi. Terus aja gitu. Hahaha. Dan pemainnya banyak banget, semuanya saling berhubungan. Bikin susah berhenti nontonnya kadang-kadang.

Berbulan-bulan “hidup” bersama mereka membuat saya merasa ada chemistry dengan mereka. Jadi, pas menyadari saya sudah masuk ke episode 50, rasanya sedih mau berpisah dengan mereka. Husyah!

Karakter Lee Seo-Young digambarkan punya harga diri yang sangat tinggi dan mau berkorban demi saudara kembarnya. Karakter Kang Woo-Jae digambarkan sebagai pribadi yang kalo udah memberi titah, orang nggak punya pilihan lain selain nurut sama dia.

Saya selalu suka chemistry yang dimunculkan Lee Sang-Yoon dalam setiap perannya. Terus terang, karena saya nonton dia di dorama yang lain terlebih dahulu, ketika melihat dia berpasangan dengan Lee Bo-Young di dorama yang ini, saya agak cemburu. Hahaha.

lee sang yoon

Dorama ini nggak saya rekomendasikan buat kalian yang nggak suka drama dengan klimaks-antiklimaks-klimaks dan seterusnya. Endingnya garing, mengingat kita dihajar konflik yang nggak berkesudahan, trus pas bagian menutup cerita malah kerasa datar banget. Happy ending, sih. Beberapa adegan cerita penutup malah udah ketebak banget. Nggak ada twist yang mengejutkan juga. Tapi saya sukaaaaaaa, makanya rela kasih 4 bintang juga.

Salahin Sang-Yoon aja yang udah bikin saya tabah nonton ini! I love seeing him smiling, laughing, crying, in anger. Ah, dia ngapain aja saya suka! Walau si Odhiet bilang kalo Sang-Yoon oppa ini cakepnya biasa aja, saya mah sukaaaaaaaaaaaaaa! *keukeuh*

Bai de way, saya nemu foto ini. Dudududu…. Gemesin banget, yaaaa… Yang ngegendong dan digendongnya 😛

8

Demikianlah review pertama saya di The Flat Screen Stories ini. Terima kasih kepada My Daughter Seo Young karena dorama inilah, blog yang saya tujukan untuk review film dan drama yang saya tonton akhirnya lahir juga setelah diniatkan dari tahun lalu. Blog ini lahir hari ini karena saya ingin mengungkapkan keengganan saya “berpisah” dengan para cast, terutama Lee Sang-Yoon 😛

Info tambahan:

My Daughter Seo Young mendapat penghargaan berupa…

  • 2013 2nd Daejeon Drama Festival – APAN Star Awards: Best Screenwriter (So Hyun Kyung)
  • 2013 2nd Daejeon Drama Festival – APAN Star Awards: Top Excellence Actress (Lee Bo Young)
  • 2013 6th Korea Drama Awards: Grand Prize/Daesang (Lee Bo Young)
  • 2013 6th Korea Drama Awards: Best Drama
  • 2013 8th Seoul International Drama Award: “Like Back Then” (My Daughter Seo Young OST – Melody Day)
  • 2012 KBS Drama Award: Best Couple Award (Lee Sang Yoon and Lee Bo Young)
  • 2012 20th Korean Culture Entertainment Awards: Drama Popularity Award (Lee Sang Yoon)
My Daughter Seo Young